Generalist dan specialist memang sudah menjadi perbincangan panas di tengah masyarakat kita. Tidak hanya pada mereka yang baru mau lulus sekolah, bahkan orang tua pun masih kerap berdebat terkait hal satu ini. Lantas, manakah yang lebih baik? Apakah jadi specialist bisa membuat karir kamu melejit? Atau malah generalist yang akan membuka banyak peluang? Kali ini, yuk kita bahas satu per satu.
Sebenarnya Jadi Specialist dan Generalist Itu Bedanya Apa Sih?
Sebelum kita bahas terkait mana yang lebih baik, kamu harus paham dulu apa itu specialist dan generalist.
Jadi Specialist Itu Kayak Apa Sih?
Dalam kamus Oxford, seseorang disebut specialist apabila ia berkonsentrasi pada suatu hal ataupun aktivitas tertentu. Orang-orang ini memiliki kemampuan mendalam pada suatu bidang. Ia memang mengkhususkan dirinya untuk fokus belajar pada bidang tersebut saja. Sehingga pengetahuan, pemahaman dan keahliannya akan lebih mendalam.
Itu sebabnya hadirlah perguruan tinggi yang sistem pembelajarannya lebih terspesifikasi. Misal, jurusan Digital Animasi jika kamu ingin menjadi animator, Jurusan Event Management jika ingin menyelam di dunia event, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk mengasah pemahaman dan keahlian agar kamu bisa menjadi specialist bidang tertentu yang berkualitas.
Lalu, bagaimana peluang karir mereka? Tentu saja para specialist memiliki peluang besar untuk sukses dalam pekerjaannya. Banyak perusahaan yang membutuhkan specialist untuk mengembangkan bisnisnya. Misal, 3D animator pada dunia film animasi, Lulusan IT pada perusahaan e-commerce, public relations officer untuk perusahaan maskapai, dan masih banyak lagi.
Keunggulannya, para specialist akan lebih mudah memperoleh gaji besar. Hal ini karena tidak semua orang bisa memahami suatu bidang hingga mendalam. Selain itu, tingkat kompetisi juga cenderung akan lebih rendah. Tidak semua orang berkeinginan dan memiliki kemampuan sebagai seorang specialist.
Bagaimana Kalau Memilih Menjadi Kaum Generalist?
Orang-orang generalist merupakan mereka yang memiliki keahlian pada berbagai hal. Namun, keahliannya tidak terlalu mendalam pada setiap bidang. Biasanya orang seperti ini cenderung mudah menyesuaikan diri dengan hal-hal baru. Keinginan untuk terus belajar dan mencari tahu membuat kaum ini memiliki pemikiran yang luas.
Bagi kamu yang tertarik membangun bisnis sendiri, tipe ini akan sangat cocok. Hal ini akan membantu kamu lebih mudah mengontrol perkembangan bisnis dan perusahaan, terlebih bila usahamu sudah besar dan hanya perlu mengontrol pekerjaan para karyawan. Dengan pengetahuan yang luas, peluang meningkatkan bisnis juga akan lebih besar. Kamu jadi tahu langkah dan strategi apa yang harus diambil.
Namun, berhati-hatilah jika kamu menjadi bagian dari kaum ini. Kadang kala, tahu banyak hal bisa membuat kamu lebih mudah burn out. Apalagi jika kamu harus bekerja menangani beberapa hal berbeda sekaligus dalam satu waktu.
Jadi, menjadi specialist ataupun generalist bisa kamu sesuaikan dengan keinginan pribadi. Tidak ada yang lebih baik maupun lebih buruk. Setiap orang juga tentunya memiliki jalan hidup yang berbeda-beda. Menjadi specialist atau generalist akan menjadi baik apabila kamu memang senang dan tidak terbebani saat menjalaninya.
Semoga artikel kali ini bisa membantu, ya. Jangan lewatkan berbagai artikel menarik lainnya yang bisa kamu temukan di halaman News dan Feature website MNP. Ikuti juga Instagram MNP di @multimedianusantarapolytechnic dan akun TikTok kami di @lifeatmnp.