Industri logistik saat ini sedang berkembang pesat seiring meningkatnya kebutuhan perdagangan digital di seluruh dunia. Tak hanya untuk perdagangan ritel atau Business-to-Consumer, tetapi juga Business-to-Business dan sebagainya. Untuk itu perlu penguatan industri yang juga dikenal sebagai supply chain ini melalui kerja sama berbagai pihak.
Kolaborasi Institusi Akademik dan Industri Logistik
Salah satu upaya yang dilakukan yakni melakukan kerja sama antara industri dan institusi akademik. Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) melakukan penguatan kerja sama dengan PT Yamato Indonesia Forwarding. Sebuah perusahaan jasa pengurusan transportasi yang berada di bawah naungan Yamato Group (Yamato Holdings Co., Ltd.). Kerja sama ditandai dengan seremoni penandatanganan Nota Kesepahaman (MoA) yang dilaksanakan pada Senin (6/10) di Kampus MNP, Gading Serpong, Tangerang.
Yamato adalah perusahaan logistik terkemuka yang dikenal luas sebagai penyedia layanan forwarding, warhousing, pick & pack, shipping, serta delivery. Grup perusahaan ini telah berkontribusi besar dalam mendukung rantai pasok dan distribusi global. Muhamad Nizar Sanusi selaku Vice President PT Yamato Forwarding Indonesia mengungkapkan kegembiraannya atas kerja sama ini.
“Terima kasih atas sambutannya, terus terang saya agak jealous dengan metode pembelajaran yang ada di sini. Senang sekali jika dulu sebagai mahasiswa saya bisa mengerjakan proyek-proyek nyata saat berkuliah. Semangat ini sebenarnya sudah kami terapkan di Yamato Indonesia, di ama kami berusaha untuk menjadi open company. Terbuka terutama untuk Research & Development,” ungkap Nizar.
Ia melanjutkan bahwa Yamato Indonesia telah menyadari bahwa jika perusahaan hanya melakukan main activity, akan tertinggal dari pesaing-pesaingnya. Sehingga membutuhkan orang-orang baru yang bisa memberikan ide segar untuk meningkatkan nilai perusahaan.
“Kita terbuka untuk kerja sama dengan kampus-kampus, terutama yang related to technology, seperti Artificial Intelligence. Lalu berinovasi mengenai hal-hal apa yang bisa di-improve, bagaimana bisa lebih efisien dan kreatif, juga mengurangi fatigue. Ini bisa dijalankan melalui program magang maupun proyek bersama mahasiswa politeknik sambil mereka belajar istilah-istilah dasar di industri ini,” tambahnya.
Kerja sama Program Magang dan PBL
Nizar berharap bahwa kerja sama ini bisa menghadirkan lebih banyak diskusi hingga eksekusi kegiatan. Terutama soal pengaplikasian teori, sehingga sama-sama bisa berkontibusi sambil memberikan improvement. Hal ini senada dengan pernyataan dari Direktur MNP, Hargyo Tri Nugroho Ignatius.
“Kerja sama ini bergerak begitu cepat, hari ini kita tanda tangan MoU, ternyata sudah ada alumni MNP yang diterima bekerja di Yamato. Tiap semester kami memang mencari rekanan industri, yang nanti akan deliver project. Minimal ada 2 project yang dikerjakan oleh mahasiswa sebagai portofolio sekaligus memberi nilai tambah bagi industri,” ujarnya.
Hargyo menambahkan selama empat tahun terakhir MNP telah banyak melibatkan mitra, baik pemerintah maupun industri. Hal ini menciptakan dukungan bagi iklim akademis politeknik yang dikenal dekat dengan pengaplikasian konseptualnya.
“Kami berharap ada kolaborasi lebih lanjut, baik lewat magang maupun PBL (Project Based Learning). Sebuah kebanggaan bisa bekerja sama dengan perusahaan multinasional seperti Yamato,” tutup Hargyo.