JAKARTA, 22 September 2025 – Perkumpulan Politeknik Swasta Indonesia (PELITA) menyampaikan usulan strategis untuk memperkuat pendidikan vokasi nasional dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI hari ini. RDP yang dipimpin oleh Lalu Hadrian Irfani dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini bertujuan untuk memberikan masukan dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). PELITA mengusulkan transformasi Politeknik menjadi Universitas Terapan sebagai jalan nyata untuk mewujudkan Asta Cita dan Visi Indonesia Emas 2045.
Universitas Terapan menjadi Fokus dalam RUU Sisdiknas
Paparan yang disampaikan oleh Ketua Umum PELITA, Akhwanul Akhmal, menyoroti adanya kesenjangan signifikan antara pendidikan akademik dan vokasi di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 95% mahasiswa memilih jalur akademik, dan hanya 5% yang memilih pendidikan vokasi. Hal ini diperparah dengan adanya stigma yang menganggap pendidikan vokasi sebagai ‘kelas dua’ dan kurang bergengsi dibandingkan pendidikan di universitas.
“Transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, tetapi sebuah langkah strategis untuk mengangkat marwah pendidikan vokasi agar setara dengan pendidikan akademik. ‘Universitas Terapan’ akan menjadi jawaban untuk mengatasi stigma, meningkatkan daya tarik bagi calon mahasiswa, dan secara langsung menjawab kebutuhan industri akan tenaga kerja terampil dan siap pakai” ujar Akhmal.
RDP ini juga dihadiri jajaran pengurus pusat PELITA, yaitu Ginanjar Wiro Sasmito, Shalfi Andri, Suci Purwadari, Cahya Fajar Budi Hartanto, dan Roy Anthonius Susanto. Menurut PELITA, kondisi saat ini tidak sejalan dengan kebutuhan pasar kerja nasional.
Laporan dari Bappenas dan Bank Dunia menyatakan adanya missmatch antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri di Indonesia. Di sisi lain, target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 adalah 70% tenaga kerja berasal dari pendidikan vokasi untuk mencapai status negara maju.
Usulan PELITA Indonesia
Sebagai solusi konkret, PELITA mengajukan dua usulan utama kepada Komisi X DPR RI:
- Transformasi politeknik menjadi Universitas Terapan untuk meningkatkan daya tarik, fleksibilitas akademik, dan mendorong penelitian terapan yang dibutuhkan industri.
- Penyederhanaan bentuk perguruan tinggi di Indonesia menjadi dua jalur utama: Universitas untuk pendidikan akademik dan Universitas Terapan untuk pendidikan vokasi.
Usulan ini dinilai selaras dengan agenda pembangunan nasional, terutama program Asta Cita Presiden RI. Salah satunya menekankan pada pembangunan SDM unggul, penciptaan lapangan kerja, dan hilirisasi industri. Universitas Terapan akan menjadi motor penggerak lulusan siap kerja, mendorong riset terapan, dan memperkuat kemitraan dengan industri (link and match).
Menambahkan dukungannya, Direktur Multimedia Nusantara Polytechnic, Hargyo Ignatius, mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah terhadap pendidikan vokasi. Khususnya pendidikan tinggi politeknik, adalah sebuah keniscayaan.
“Ini bukan lagi soal keberlangsungan penyelenggara politeknik swasta semata, tetapi bagaimana kita sebagai bangsa secara serius memastikan kontribusi nyata politeknik. Kontribusi dipastikan dapat mengakselerasi pencapaian Asta Cita yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo,” ungkap Hargyo.
Untuk mendukung hal tersebut, PELITA mendorong agar dalam RUU Sisdiknas diatur secara eksplisit beberapa poin krusial, antara lain:
- Kedudukan dan kesetaraan Universitas Terapan dengan Universitas, dengan jenjang pendidikan hingga Doktor Terapan.
- Kewajiban kolaborasi dengan industri, termasuk minimal 50% program studi harus memiliki teaching factory atau pembelajaran berbasis industri.
- Skema pendanaan khusus dan insentif pajak bagi industri yang berinvestasi pada Universitas Terapan.
- Kurikulum berbasis kompetensi dan kewajiban sertifikasi profesi bagi lulusan di samping ijazah.
“Negara yang kuat tidak hanya dibangun oleh pemikir, tapi juga oleh para pekerja terampil yang lahir dari pendidikan vokasi. UU Sisdiknas harus memberikan porsi yang adil dan afirmatif untuk memperkuat jalur vokasional sebagai tulang punggug pembangunan bangsa,” tutup Akhmal.
MNP Dukung Reformasi Pendidikan Vokasi Indonesia melalui Revisi UU Sisdiknas
RDP Revisi UU Sisdiknas menjadi sebuah langkah maju untuk pendidikan tinggi vokasi di Indonesia! Bertempat di Gedung Nusantara 1 DPR RI pada 22 September 2025, Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) bersama Perkumpulan Politeknik Swasta Indonesia (PELITA) turut serta dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI untuk memberikan masukan strategis dalam penyusunan revisi UU Sisdiknas.
Usulan utamanya adalah transformasi Politeknik menjadi Universitas Terapan. Gagasan ini merupakan aspirasi bersama, selaras dengan visi Forum Direktur Politeknik Negeri Se-Indonesia (FPDNI) yang menyuarakan reformasi menuju Polytechnic University. MNP berkomitmen penuh untuk menjadi bagian dari gerakan ini demi masa depan SDM Indonesia yang unggul.
Menyuarakan dukungannya, Wakil Direktur MNP Roy Anthonius Susanto menyatakan bahwa ini bukan sekadar perubahan nama. Melainkan sebuah reformasi fundamental untuk mengangkat martabat pendidikan vokasi. Menjadikannya setara dengan jalur akademik, dan menjawab langsung kebutuhan industri akan talenta siap kerja.
“Ini bukan lagi soal keberlangsungan penyelenggara politeknik swasta semata. Tetapi tentang bagaimana kita sebagai bangsa secara serius memastikan kontribusi nyata politeknik dalam mengakselerasi pencapaian Asta Cita. Mari bersama kita dukung penguatan pendidikan vokasi sebagai tulang punggung pembangunan bangsa!” pungkas Roy.