Diskusi Tantangan Politeknik Swasta MNP & Polin ATMI Cikarang

Category
Release Date
September 8, 2022
Reading Time
3 minutes

Politeknik Industri (Polin) ATMI Cikarang melakukan kunjungan ke kampus Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) di Gading Serpong, Tangerang pada Selasa (6/9) lalu. Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin kolaborasi dengan berdiskusi mengenai Marketing Communication & Branding yang sangat menantang bagi kedua politeknik swasta ini. Sehingga, diskusi ini penting khususnya untuk menjawab tantangan politeknik swasta. 

Polin ATMI Cikarang yang telah berdiri sejak tahun 2003 di Kawasan Jababeka Education Park ini, sangat dekat dengan Kawasan Industri Jababeka. Lokasi ini dihuni oleh lebih dari 200 perusahaan di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Selama hampir 20 tahun, perguruan tinggi vokasi ini fokus pada pembelajaran kompetensi di bidang teknik. Mereka menghadirkan program studi D4 Teknologi Rekayasa Mekatronika,  D3 Mesin Industri, dan D3 Manajemen Industri.

Diskusi Tantangan Politeknik Swasta

tantangan politeknik swastaHenri Paul selaku Direktur Polin ATMI Cikarang menyampaikan diskusi mengenai masalah branding ini perlu menargetkan awareness di kalangan calon mahasiswa. Karena sebenarnya ATMI telah menjadi brand yang sangat top di kalangan Industri, tapi bukan di sekolah-sekolah.

“Kami mau justru anak-anak sekolah lebih tau dan menginginkan berkuliah di ATMI. Industri telah menikmati kualitas lulusan kami, karena itu kami juga memerlukan calon mahasiswa yang lebih banyak untuk dapat mengakomodasi tingginya kebutuhan industri ini. Oleh karena itu, kami perlu mendiskusikan masalah brand ini agar dapat menghadapi challenge yang ada,” ungkap Henri.

Secara teknis, pemaparan mengenai tantangan di bidang marketing & branding Polin ATMI Cikarang disampaikan oleh Victoria selaku Kepala Bagian Marketing. Ia mengatakan bahwa di saat Pandemi Covid-19 melanda, saat itu juga menjadi tantangan mendapatkan mahasiswa baru semakin berat, jika hanya mengandalkan cara-cara konvensional seperti kunjungan dan presentasi door-to-door ke sekolah-sekolah.

“Dari riset, siswa tidak familiar dengan jurusan-jurusan yang ada di ATMI, meskipun ada di Kawasan industri. Anak-anak SMA tidak terbayangkan bagaimana cara kuliahnya dan kerja jadi apa setelah lulus. Bagaimana kita bisa masuk ke anak muda dengan jurusan-jurusan yang ada di ATMI agar mereka lebih aware. Kami mau belajar bagaimana menyiapkan presentasi dan video-video agar awareness & interest mereka lebih tinggi dan tertarik untuk masuk ke ATMI melalui medium digital & social media marketing,” terangnya.

Semua Politeknik Swasta Harus Melakukan Branding

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Roy Anthonius selaku Direktur MNP mengungkapkan bahwa identitas dan materi presentasi ATMI sudah baik dan di luar pakem dari politeknik. Namun, Roy menyampaikan jika branding dan marketing tidak sama.

Branding harus dipecah juga, politeknik sebagai institusi dan ATMI sebagai brand-nya. ATMI punya rekognisi dari industri, tapi bagi calon mahasiswa agak sulit menyadarinya,” ujarnya.

Roy menambahkan bahwa semua politeknik swasta, harus ikut melakukan branding. Bagaimana caranya mengkomunikasikan bahwa politeknik memang tidak selalu lebih baik dari universitas, tetapi bisa menjadi alternatif. Bagi yang punya kemampuan dengan kecenderungan ke arah kognitif bisa ke universitas, sementara bagi yang motorik harusnya lebih memilih ke politeknik.

“Kami semua punya pemikiran, semua tools dalam marketing itu harus dioptimasi sesuai dengan sumber daya dan keunikan yang dimiliki. Cara deliver-nya bisa apa saja, tapi storytelling & brand story harus dikedepankan,” tambah Roy.

Sebagai contoh, MNP sudah selalu mengkomunikasikan bahwa lulusan di MNP adalah sarjana terapan. Hal ini mungkin sebelumnya belum tentu diketahui oleh para siswa di berbagai pelosok negeri. Hal ini turut dikonfirmasi oleh Wakil Direktur MNP, Dessy Novita Lengkey. Ia mengatakan jika mungkin saja pasar atau calon mahasiswa kita tidak berada di sekitar kita, tapi justru ada di luar kota.

“Maka kita mesti membidik profil siswa seperti apa yang menjadi target kita. Kami banyak main di media sosial, sehingga secara lebih luas lebih banyak orang yang tau,” pungkasnya.

Latest News
Promotion