Menjadi Perfeksionis Itu Baik atau Buruk Sih?

Category
Release Date
July 10, 2024
Reading Time
3 minutes

Pernahkah kamu mendengar istilah perfeksionis? Ya, istilah yang sekarang banyak digunakan oleh para pelajar dan profesional untuk mendeskripsikan dirinya. Namun, sudahkah kamu tahu apa itu sebenarnya perfeksionis dan bagaimana dampaknya bagi diri? Tahukah kalau itu adalah hal yang bisa jadi kurang tepat? Untuk itu, yuk mari kita bahas bersama!

 

Apa Itu Perfeksionis?

 

Suatu situasi saat seseorang memiliki standar yang terlalu tinggi terhadap dirinya sendiri biasa kita sebut sebagai perfeksionis. Ia memiliki penilaian yang terlalu kritis dan harus memperoleh kesempurnaan. Baginya kesempurnaan dalam hal apapun terlebih pekerjaan yang dilakukan merupakan hal penting yang harus dicapai. Tidak hanya kritik pada diri sendiri, kerap kali ia akan mengkritik orang lain bila pekerjaan atau hasil belum dirasa sempurna. 

 

Keinginan untuk menjadi perfeksionis biasanya dirasakan karena kekhawatiran seseorang terhadap penilaian orang lain. Selain itu, pengalaman masa lalu atau masa kecil juga bisa membuat seseorang memiliki karakter satu ini. Hmm, apakah kamu salah satu orang yang juga merasakan hal ini? Jika iya, sebenarnya ini baik gak sih?

 

Lama-Kelamaan Hal Ini Berdampak Buruk Bagi Diri Sendiri dan Sekitar 

 

Mungkin bagi orang yang memperoleh hasil kerja dari kita, hal ini akan terkesan baik. Kita akan dinilai sebagai orang yang pantang menyerah dan berjuang memaksimalkan hasil dalam setiap pekerjaan kita. Namun, ada banyak dampak negatif bagi kita jika kebiasaan menjadi perfeksionis terus berlanjut. Ini dia dampak buruknya: 

 

1. Lebih Mudah Merasa Cemas

 

Kebiasaan mendorong diri untuk selalu memberikan hasil yang sempurna akan membuat kita merasa mudah cemas. Khawatir akankah hasil yang diberikan itu sesuai dengan yang diharapkan? Bisakah menjadi yang terbaik di antara orang lainnya? Kebiasaan ini tentu akan menyiksa diri sendiri. Jangan sampai hal ini membuat kamu memiliki kecemasan berlebih, ya!

 

2. Hanya Berfokus Pada Hasil Tanpa Melihat Usaha

 

Hal yang harus selalu diingat adalah hargailah usahamu sekecil apapun itu. Jangan berfokus pada hasil, lihatlah bagaimana perjuanganmu untuk memperoleh hasil itu. Kamu juga harus melihat ini pada diri orang lain. Tidak akan ada habisnya bila kamu hanya berfokus pada hasil, karena standar setiap orang berbeda-beda. 

 

3. Standar yang Tidak Realistis

 

Kebiasaan perfeksionis akan membuat kamu menjadi tidak realistis. Hal ini bisa terlihat dari standar pencapaian yang harus digapai. Lama-kelamaan kebiasaan perfeksionis ini bisa merugikan diri sendiri. Jadi hati-hati, ya.

 

4. Bisa Membuat Kita Mudah Depresi

 

Menjadi seseorang seperti ini lama kelamaan akan membuat kita lelah sendiri. Standar yang diciptakan tidak realistis akan sulit untuk dicapai. Kebiasaan ini bisa membuat kita mudah stres hingga depresi.

 

5. Merasa Rendah Diri

 

Perasaan rendah diri juga bisa dirasakan. Anggapan “ah, hasilku hanya begini”, “aku kok cuma bisa melakukan ini, ya”, dan sebagainya bisa dirasakan. Bila terus menerus terjadi, kita akan lebih mudah kehilangan rasa percaya diri. 

 

Cara Menghindari dan Keluar dari Kebiasaan Perfeksionis

 

1. Libatkan diri di lingkungan yang positif dan suportif

 

Perilaku dan karakter bisa terbentuk dari lingkungan. Libatkan diri dengan mereka yang suportif dan bisa memberikan dorongan positif. Hindari bergaul dilingkungan yang terlalu kompetitif dan hanya berfokus pada hasil, hal ini bisa merusak karakter diri. 

 

2. Ubah pola pikir

 

Ganti cara berpikirmu dari yang berfokus pada hasil menjadi berfokus pada proses. Dengan menghargai setiap proses yang dilakukan, kamu tidak akan mudah kecewa pada hasil.

 

3. Buat batasan yang jelas

 

Jangan membuat standar di luar kemampuan kita. Buatlah dan tentukan batasannya, hingga mana kamu akan berhenti. Ingatlah ada batas waktu pengerjaan yang harus kamu perhatikan.

 

4. Melakukan kesalahan bukan suatu hal yang buruk

 

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan kesalahan bukanlah hal yang buruk. Jangan merasa dirimu gagal saat ada kesalahan yang dilakukan. Belajarlah dari hal itu untuk membuat kamu semakin baik lagi ke depannya. 

 

5. Pikirkan Kelebihan dan Kekurangannya

 

Untuk membantumu berpikir lebih rasional, cobalah menjabarkan kelebihan dan kekurangan menjadi seorang perfeksionis. Dengan begini, berbagai keinginan tidak realistis bisa berkurang.

 

Temukan berbagai artikel menarik lainnya pada menu News dan Feature di laman resmi kami. Kamu juga bisa mengikuti Instagram kami di @multimedianusantarapolytechnic dan TikTok di @lifeatmnp untuk memperoleh informasi terkini.

Latest News
Promotion