Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) menyelenggarakan seminar bertajuk “The Future of Vocational System” pada 21 November 2025 di Kampus MNP, Gading Serpong, Tangerang. Kegiatan ini menghadirkan Deni Danial Kesa, M.B.A., Ph.D, Wakil Direktur Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Vokasi Universitas Indonesia, sebagai narasumber.
Future Job Ecosystem di MNP

Pada kesempatan tersebut, Deni menyampaikan apresiasi terhadap atmosfer kampus MNP yang menurutnya sangat dekat dengan kebutuhan dunia industri.
“Saya sangat senang diundang ke sini karena suasananya sangat modern, industrial, seperti di Singapura, atmosfernya dekat sekali dengan dunia industri,” ujarnya.
Ia menilai ketiga program studi di MNP — Digital Commerce & Supply Chain, Event Management, serta Animation & Game — memiliki prospek masa depan yang sangat menjanjikan. Menurutnya, digitalisasi rantai pasok telah menjadi standar global dengan dukungan Internet of Things (IoT) dan teknologi modern lainnya.
Sementara Event Management pun kini mengalami transformasi ke arah digital. Dunia pengembangan gim juga disebut sebagai sektor dengan peluang besar di masa depan.
“Teman-teman di ketiga prodi ini harus optimis terkait future jobs, tinggal ditingkatkan Teaching Factory-nya. Untuk games ini cerah lah, banyak banget peluangnya,” jelas Dr. Deni.
AI, VUCA, dan Tantangan Widening Skills Gap

Deni juga menekankan pentingnya teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dalam proses pembelajaran vokasi. Baginya, AI bukanlah ancaman, melainkan alat yang dapat membantu mempercepat produktivitas dan kreativitas mahasiswa.
“Kita tidak bisa tidak menerapkan teknologi dalam setiap pembelajaran. Bagaimana kita memanfaatkan AI seperti ChatGPT dan Gemini untuk membantu – bukannya mendisrupsi pekerjaan,” tegasnya.
Ia kemudian mengaitkan situasi tersebut dengan era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang semakin nyata dalam dunia kerja global. Tantangan yang paling besar adalah Widening Skills Gap, yaitu kesenjangan antara kebutuhan dunia kerja dengan keterampilan lulusan.
Menurut data yang ia paparkan, 87% perusahaan di seluruh dunia melaporkan kesulitan dalam merekrut talenta karena masih lemahnya soft skills (ManpowerGroup, 2023). Laporan Future of Jobs World Economic Forum (2023) menyebut keterampilan paling dibutuhkan pada dekade ini adalah Creative and Analytical Thinking. Juga kemampuan beradaptasi dan tangguh, motivasi diri serta kesadaran personal, dan kepemimpinan yang berpengaruh secara sosial.
Doktor yang berfokus pada ekonomi berkelanjutan ini mengapresiasi MNP telah menyertakan mata kuliah Creative Thinking dan Problem Solving dalam kurikulumnya. Sehingga sudah berada di arah pengembangan kompetensi yang benar.
Transformasi Kurikulum Menuju Future Job Ecosystem

Untuk mengatasi tantangan masa depan tersebut, Deni menawarkan konsep Multi-Disciplinary Future Job Ecosystem sebagai pendekatan strategis pendidikan vokasi. Ia menjelaskan bahwa MNP perlu menyatukan kompetensi dari ketiga program studi melalui ekosistem yang memadukan literasi AI, manajemen proyek berbasis agile, komunikasi dan layanan klien, kemampuan analisis data, pendekatan design thinking, hingga pemahaman keberlanjutan dan ekonomi hijau.
Lebih lanjut, ia merekomendasikan pemetaan kompetensi prodi terhadap kebutuhan dunia kerja periode 2025–2035 sebagai dasar perancangan kurikulum berbasis lab-based learning dan micro-credentials. Direktur MNP, Hargyo Tri Nugroho Ignatius menyambut baik apa yang telah direkomendasikan oleh Deni dan sebagian telah dilakukan pilot project-nya di MNP.
“Dalam pelaksanaannya, setiap mata kuliah perlu memuat proyek industri, kolaborasi eksternal, dan capaian portofolio yang terukur. Mencakup peningkatan kemitraan industri untuk apprenticeship, penguatan dukungan percepatan karier dan kewirausahaan. Serta pembentukan komite lintas pemangku kepentingan—melibatkan industri, alumni, mahasiswa, hingga pengambil kebijakan kampus,” pungkas Deni.





