Bagi banyak orang terlebih generasi muda, rasanya Impulsive Buying sudah menjadi suatu istilah yang tidak asing untuk kita dengar. Bahkan, jika kita perhatikan bersama perilaku dan kebiasaan Impulsive Buying juga menjadi alasan dunia E-Commerce semakin berkembang pesat, lho. Kenapa ya bisa begitu? Lalu, bagaimana pengaruhnya terhadap bisnis itu sendiri? Mari, simak bersama!
Berkenalan dengan Impulsive Buying
Impulsive Buying atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pembelian Impulsif merupakan kegiatan berbelanja yang dilakukan tanpa adanya perencanaan. Hal ini dilakukan secara spontan, dan biasanya juga dipengaruhi oleh dorongan emosional juga situasional. Bahkan, keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa dibuat dengan cepat tanpa adanya pertimbangan yang matang.
Kebiasaan pembelian impulsif ternyata lebih banyak terjadi di dalam dunia E-Commerce, lho. Adanya promo dan iklan yang muncul tiba-tiba pada ponsel kita inilah yang membuat banyak target market tertarik dengan mudah. Pernahkah kamu mengalaminya?
Dinyatakan dalam Bigcommerce, sebenarnya Impulsive Buying merupakan perilaku yang penting untuk dunia bisnis. Entah itu dalam bisnis konvensional maupun E-Commerce. Bahkan dikutip dari Forbes, perilaku Impulsive Buying menyumbang sebagian besar penjualan online antara 40 hingga 80%.
Mari kita pikirkan bersama, dengan menargetkan konsumen-konsumen seperti ini, para pemilik usaha bisa memperoleh keuntungan dengan lebih cepat dan mudah. Tentu saja, ini memicu munculnya persaingan ketat bagi para pelaku bisnis. Siapa yang bisa menarik perhatian dan minat konsumen paling banyak.
Tiga Kekuatan Berbeda yang Harus Disatukan
Bahkan, dijelaskan dalam Forbes bahwa ada tiga kekuatan berbeda yang harus disatukan untuk bisa membuat target market mau membeli barang dan jasa yang kita tawarkan. Adapun ketiga hal ini yaitu motivasi, kemampuan, dan pemicu atau dorongan. Dengan adanya hal-hal ini yang mengikat calon konsumen, Impulsive Buying akan sangat mungkin terjadi.
Rasa senang, penghargaan, kecanduan, ketiga hal ini berada dalam otak manusia. Hal-hal ini biasanya menjadi motivasi seseorang untuk melakukan suatu pembelian. Misal, barang yang dibeli adalah barang langka yang jumlahnya hanya ada beberapa di dunia. Tentu hal ini akan membangkitkan rasa senang, dan bangga atau penghargaan.
Kedua, ada kemampuan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan target market dalam membeli barang atau jasa tersebut. Lalu, terakhir yaitu pemicu. Dorongan dari luar yang membuat seseorang mau melakukan pembelian. Dijelaskan bahwa dua pemicu paling umum yang ada di dunia E-Commerce yaitu berkaitan dengan kelangkaan dan urgensi. Pemicu inilah yang mendorong seseorang memiliki perasaan FOMO dan yang akhirnya bekerja dengan baik pada pembeli impulsif.
Contoh Kasus Impulsive Buying Boneka Labubu di Indonesia
Dari adanya ketiga aspek ini yang kemudian menjadi satu, tentu saja perilaku Impulsive Buying akan sangat mudah terjadi. Mari kita lihat pada contoh kasus boneka Labubu yang viral beberapa waktu terakhir. Banyak orang yang membeli karena rasa FOMO walau sebenarnya mereka tidak benar-benar membutuhkannya. Paparan media sosial dan iklan inilah yang pada akhirnya menarik orang-orang untuk membeli (Pemicu). Pikiran akan rasa bangga bila memiliki boneka tersebut (motivasi), juga rasa mampu untuk membeli (kemampuan) yang akhirnya membuat Impulsive Buying berhasil dilakukan.
Bahkan, survey yang dilakukan oleh Populix pada masyarakat Indonesia dan dikutip dalam Koran Pikiran Rakyat pada 2023 menunjukkan alasan seseorang melakukan pembelian secara impulsif biasanya terjadi karena “aku mau membeli itu, tapi aku hanya bisa membelinya sekarang” terjadi sebanyak 40%, juga karena adanya self- satisfaction sebanyak 39%.
Penelitian dengan judul “Understanding impulse buying in E-commerce: The Big Five traits perspective and moderating effect of time pressure and emotions” yang dilakukan pada masyarakat Indonesia juga menunjukkan bahwa emosi, tekanan waktu, dan keramahan juga menjadi pengaruh seseorang melakukan perilaku pembelian impulsif.
Jadi, tertarik kah kamu dengan dunia E-Commerce? kamu juga bisa mempelajarinya dalam Program Studi E-Commerce Multimedia Nusantara Polytechnic, lho. Informasi selengkapnya bisa cek di sini!
Temukan berbagai artikel menarik lainnya pada menu News dan Feature di laman resmi kami. Kamu juga bisa mengikuti Instagram kami di @multimedianusantarapolytechnic dan TikTok di @lifeatmnp untuk memperoleh informasi terkini seputar MNP.