Film animasi Indonesia terbaru, Panji Tengkorak, resmi menggelar Gala Premiere pada 22 Agustus 2025 di XXI Epicentrum, Jakarta. Dalam acara spesial ini, mahasiswa, dosen, dan staf Program Studi Animation & Game Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) turut diundang untuk menyaksikan karya animasi yang banyak dinantikan.
Undangan ini menjadi bukti eratnya hubungan MNP dengan industri animasi nasional. Ketua Program Studi Animation & Game MNP, Yohanes Merci Widiastomo, saat ini juga aktif sebagai Bendahara Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI). Ia juga sekaligus menjadi sesor Kompetensi LSP AINAKI. Berkat relasi tersebut, MNP mendapat kesempatan langka untuk menghadiri pemutaran perdana film yang akan tayang di bioskop 28 Agustus 2025.
Panji Tengkorak, Kebanggaan untuk Animasi Indonesia
Panji Tengkorak merupakan karya yang menghidupkan kembali Intellectual Property (IP) legendaris era 70-an dalam format animasi modern. Film ini menawarkan nuansa action khas dengan kualitas storytelling yang jarang ditemui dalam film animasi lokal.
Yohanes Merci memberikan apresiasi tinggi. “Senang sekali ada film Indonesia dengan tema action yang berani mengangkat IP lama dari tahun 70-an. Menurut saya, hasilnya sangat keren!” ujarnya.
Komentar positif juga datang dari mahasiswa angkatan 2024, di antaranya Tahir, Rebecca, dan Pintan. Tahir yang menilai film ini membuka wawasan generasi muda. “Sangat eye-opening buat Gen-Z karena film ini mengenalkan karakter legendaris. Dari segi animasi, storytelling, sampai adegan pertarungan terasa seru,” katanya.
Sementara Rebecca yang juga Mahasiswa MNP Angkatan 2024 mengapresiasi aspek teknis film. “Teknik animasinya keren, terutama dari penentuan angle dan titik fokus. Sehingga penonton paham ke mana harus memperhatikan adegannya,” ungkapnya dengan semangat.
Kolaborasi Industri dan Kampus
Keterlibatan MNP dalam Gala Premiere Panji Tengkorak mencerminkan komitmen kampus vokasi ini untuk selalu dekat dengan industri. Kehadiran dosen dan mahasiswa di acara besar industri animasi memberi pengalaman nyata tentang bagaimana karya lokal bisa bersaing di layar lebar.
Selain itu, momentum ini memperkuat semangat MNP untuk terus menyiapkan talenta animasi muda yang profesional dan relevan dengan kebutuhan industri kreatif. Dengan pendekatan Project-Based Learning (PBL) melalui metode Immersive Learning Experience mahasiswa MNP dilatih tidak hanya menguasai software animasi, tetapi juga memahami storytelling, manajemen produksi, hingga aspek bisnis dalam industri animasi.
Kehadiran Panji Tengkorak di bioskop nasional diharapkan dapat mendorong lebih banyak karya animasi Indonesia yang berani tampil di pasar lokal maupun internasional. “Bagi mahasiswa MNP, film ini bukan hanya tontonan, tetapi juga inspirasi untuk berkarya dan berkontribusi bagi perkembangan animasi tanah air,” pungkas Pintan.
