Dewasa ini, tantangan generasi muda untuk maju dan berkembang semakin beragam. Tidak hanya tantangan eksternal seperti persaingan para pekerja dan calon pekerja, tapi ada pula tantangan dari dalam diri. Misal, bergulat dengan pikiran sendiri. Kali ini, yuk kita bahas salah satu tantangan generasi masa kini khususnya yang terjadi di China, fenomena “Full Time Children”.
Apa Itu Fenomena “Full Time Children”?
Persaingan dalam dunia kerja yang semakin sengit membuat banyak orang khususnya kaum dewasa muda di China merasa stress. Itu sebabnya, mereka yang tidak bekerja di perusahaan memilih menjadi “Full Time Children” di rumah. Bahkan ada pula yang memilih berhenti bekerja untuk menjadi “Full Time Children”. Berbagai pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah menjadi tugas anak-anak ini. Lalu, mereka akan memperoleh gaji dari orangtua sebagai imbalannya.
Pastinya orang-orang yang mengalami fenomena ini harus bergelut dengan pikiran sendiri. Apakah ini adalah keputusan yang tepat? Bahkan, sekarang ini hal tersebut semakin menjadi sesuatu yang lumrah di Tiongkok. Bagaimana menurut pendapatmu?
Apakah Fenomena “Full Time Children” Ini Akan Dirasakan Juga Oleh Generasi Muda Indonesia?
Pertanyaan yang cukup menantang ini bisa kita coba renungkan bersama. Melihat sulitnya persaingan kerja saat ini sebenarnya membuat generasi muda di Indonesia mulai kebingungan. Bahkan, dilansir dari laman Kompas, banyak pekerja yang sebenarnya tidak bekerja sesuai dengan bidang atau keahlian mereka. Salah satu alasannya karena sulitnya mencari kerja. Fenomena ini sangat mudah kita jumpai lho, teman.
Mirisnya, berdasarkan data yang diperoleh pada 2022 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dalam laman Databoks, menunjukkan jumlah penganggur terbanyak berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan. Posisi pertama diduduki oleh lulusan SMA sebanyak 2,48 Juta, diikuti SMK sebanyak 1,66 juta.
Kalau terus berlanjut, fenomena “Full Time Children” yang terjadi di China bisa saja kita rasakan juga di Indonesia. Lalu, bagaimana cara mencegah agar generasi muda seperti kita bisa sukses dalam dunia kerja?
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan
1. Pertama dan Utama Milikilah Semangat
Tanpa adanya semangat, segala hal baik tentu akan sulit dicapai. Pertama milikilah semangat dalam diri untuk mau maju dan berkembang. Pikirkanlah alasan-alasan yang membuat kamu harus sukses. Misalnya, “Aku ingin punya rumah”, “Aku harus membantu orangtua”, dan sebagainya. Namun, jangan sampai alasan-alasan ini jadi membuat kamu cemas dan merasa stress, ya.
Ada generasi muda yang memang harus bekerja keras karena mereka terhimpit antara mengurus orangtua, dirinya sendiri, dan anaknya. Orang-orang yang merasakan hal ini dinamakan sebagai Generasi Sandwich. Bagi kamu yang penasaran, silahkan baca artikelnya di sini.
2. Tambah Relasi
Terdengar sepele, tapi nyatanya memiliki banyak relasi akan membantu kita. Misal, jika kamu ingin membangun bisnis dan mengajak orang lain berinvestasi. Hal ini akan lebih sulit jika kamu tidak memiliki banyak relasi. Dari sekarang kamu bisa mencoba berkenalan dengan banyak orang, misal dengan mengikuti organisasi dan sebagainya.
3. Berani Belajar dan Mencoba Hal Baru
Jangan takut mencoba hal baru. Sering kali ada pemikiran yang terbesit “duh, susah”, “duh, takut kalau-kalau nanti gak bisa”, dan lain sebagainya. Buanglah jauh-jauh pikiran semacam ini. Ingat bahwa kamu tidak sendiri. Orang lain juga sedang berjuang dan belajar dari nol. Kuncinya adalah miliki rasa ingin tahu dan berani mencoba. Gagal bukan berarti kamu kalah dan tidak berpotensi kok.
4. Cobalah Mengikuti Kursus atau Pelatihan
Bagi kamu yang ingin menambah pengetahuan dan keahlian, kamu bisa mencoba ide satu ini. Cobalah mengikuti kursus, misalnya Digital Marketing, Data Analyst, dan sebagainya. Bahkan, saat ini ada banyak lembaga yang membuka kursus secara cuma-cuma, lho. Cobalah mencari informasinya di internet.
5. Ikuti Ujian Sertifikasi
Bagi lulusan perguruan tinggi, poin satu ini sepertinya sudah tidak asing untuk didengar. Bahkan biasanya mengikuti ujian sertifikasi menjadi salah satu syarat kelulusan di beberapa perguruan tinggi. Ujian sertifikasi ini akan menunjukkan seberapa expert kamu di bidang tersebut. Hal ini bisa meyakinkan perusahaan saat ingin merekrut kamu.
6. Pilihlah Tempat Kuliah dan Jurusan yang Tepat
Terakhir, menjadi poin yang tidak kalah penting. Jika kamu ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kamu harus memilih jurusan dan tempat kuliah dengan tepat. Carilah jurusan yang nantinya memiliki jenjang karir dan peluang bisnis berkelanjutan. Mengingat teknologi yang semakin canggih membuat lahan kerja semakin mengecil.
Sebagai perguruan tinggi, Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) hadir dengan sistem pembelajaran Project Based Learning. Dengan begini Mahasiswa diajak untuk belajar bekerja dan terjun langsung ke dunia kerja bahkan sebelum mereka lulus. Hal ini memungkinkan mahasiswa memiliki peluang yang cukup besar untuk sukses dalam dunia kerja.
Untuk informasi lebih lanjut kamu bisa mengunjungi laman resmi kami di sini atau mengikuti sosial media kami di @multimedianusantarapolytechnic untuk Instagram dan @lifeatmnp untuk TikTok.