Serial “Mad Unicorn” di Netflix menarik perhatian penonton dengan tema dunia bisnis digital yang edgy dan visioner. Kisahnya berpusat pada Santi, CEO muda startup fiktif bernama “Tunder Express” yang bergerak di sektor teknologi dan digital commerce.
Serial ini menyajikan konflik internal perusahaan, persaingan pasar, dan tekanan investasi yang mencerminkan realitas industri digital. Bagi generasi muda yang ingin berkarier di ranah bisnis digital, serial ini sangat relevan dan reflektif.
Dunia Digital Commerce dalam “Mad Unicorn”
“Mad Unicorn” adalah serial asal Thailand yang tayang perdana di Netflix pada April 2024. Serial ini bergenre thriller psikologis dengan latar belakang dunia startup dan e-commerce berbasis teknologi.
Ava digambarkan sebagai pendiri startup yang ambisius, berusaha mendorong perusahaannya menjadi unicorn Asia. Namun, tekanan dari investor, kompetitor, hingga krisis rantai pasok menciptakan konflik besar dalam operasionalnya.
Dalam serial ini, strategi pemasaran digital menjadi kunci pertumbuhan perusahaan. Santi dan timnya menggunakan big data dan algoritma AI untuk memetakan perilaku konsumen. Platform mereka mengandalkan user experience yang adaptif, sesuai tren digital commerce saat ini. Data menjadi aset utama, dan pengambilan keputusan berbasis data digambarkan sangat vital.
Salah satu konflik utama di serial ini adalah krisis logistik akibat gangguan pasokan global. Episode tertentu menyoroti pentingnya manajemen rantai pasok secara digital dan efisien. Tim Santi harus merespons cepat terhadap kenaikan biaya distribusi dan kelangkaan produk. Hal ini menggambarkan urgensi supply chain yang fleksibel dan berbasis teknologi digital.
Apa Pelajaran dari Serial Ini?
“Mad Unicorn” menggambarkan betapa cepatnya dunia digital berubah dan menuntut adaptasi cepat. Kepemimpinan, strategi pemasaran digital, dan integrasi teknologi sangat menentukan keberhasilan bisnis.
Serial ini juga menegaskan bahwa kegagalan logistik bisa berdampak langsung pada reputasi dan profit. Penonton diajak memahami pentingnya transformasi digital, khususnya dalam e-commerce dan supply chain.
Bagi yang ingin mendalami bidang perdagangan digital, serial ini menggambarkan secara menyeluruh bagaimana proses bisnis dan apa saja keahlian yang harus dipelajari. Tak heran, permintaan tenaga kerja di ranah perdagangan dan rantai pasok digital semakin banyak karena industrinya yang berkembang pesat.
Oleh karena itu, Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) memiliki Program Studi Digital Commerce dan Supply Chain untuk memenuhi kebutuhan profesional di bidang ini. Kisah “Mad Unicorn” mencerminkan apa yang akan dipelajari oleh Mahasiswa MNP: strategi e-commerce, analisis data, dan pengelolaan rantai pasok modern.
Agar selalu up-to-date, mahasiswa diajak untuk terus mengikuti perkembangan dan dinamika industri. Sehingga MNP menyediakan kurikulum berbasis industri dan praktik nyata yang relevan dengan tantangan zaman. Mahasiswa MNP tidak hanya memahami teori, tapi juga dibekali keahlian profesional dan keterampilan teknis.
Kuliah di MNP, Siap Hadapi Dunia Digital!
Di MNP, kamu tidak sekadar kuliah – kamu akan dilatih untuk menjadi ahli di bidangmu. Program Studi Digital Commerce dan Digital Supply Chain dirancang untuk menjawab kebutuhan industri masa kini. Mulai dari Data Science, UI/UX, Digital Logistics, Procurement, hingga AI dan Data-Driven Commerce, semua diajarkan.
Kuliah di MNP artinya kamu siap untuk terjun ke industri digital yang sesungguhnya, baik sebagai profesional maupun entrepreneur. Jika kamu ingin belajar sekaligus siap menghadapi dunia nyata seperti Santi di “Mad Unicorn”, MNP adalah pilihan tempat belajar yang tepat.
Kunjungi www.mnp.ac.id dan temukan program studi masa depanmu hari ini juga!
Siap jadi “unicorn” digital berikutnya? Mulailah dari kampus yang tepat!