ASIK 5 – Virtual Event and Animation, Why Not Combine?
Tangerang – Pandemi akibat covid 19 menyebabkan berbagai perubahan pada aktivitas masyarakat salah satunya adalah cara membuat event. Jika dulu kita perlu memesan makanan dan gedung yang ingin digunakan dari jauh-jauh hari, sekarang kita hanya perlu menyiapkan kuota internet dan signal yang bagus untuk membuat suatu acara.
“Dulu kita harus pakai baju yang rapi dari atas hingga bawah tapi, sekarang kita gak tau nih atasannya aja atau bawahnya juga ikutan rapi” sebut Azelia Faramita, salah satu dosen special event dan brand activation di UMN saat menjadi pembicara di ASIK #5.
Saat ditanya apakah event akan mati, Azelia menjawab tidak akan. Wanita yang telah terjun di dunia public relation sejak 2015 ini percaya bahwa peluang dalam dunia event tidak akan berhenti atau habis. Event akan terus bergerak secara dinamis dan mengikuti perkembangan jaman. Terbukti dengan munculnya berbagai alternative lain seperti virtual event dan hybrid event yang mulai dinikmati oleh masyarakat. Virtual event sendiri merupakan event yang diselenggarakan dengan full online. Hybrid event adalah kombinasi dari tatap muka (offline) dan kehadiran virtual (online).
“Saat menyelenggarakan virtual event dan hybrid event, kita memerlukan audio visual, multimedia, dan permainan animasi yang menarik dan sekreatif mungkin untuk memberikan vibe yang sama seperti event offline.” Jelas Azelia.
Perpaduan animasi dalam event menjadi hal yang tidak asing lagi untuk masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Andrew Willis, Technical Supervisor PT. Multimedia Digital Nusantara bahwa animasi dapat memberikan vibe event online menjadi vibe offline dan implementasi animasi pun dapat digunakan di berbagai virtual event.
“Kalau sekarang dibilang animasi itu perlu banget emang bener. Contohnya gak usah jauh – jauh deh kayak event ASIK ini aja. Kalian pake virtual background trus ada pake poster untuk publikasi, dll kan itu butuh animasi. Animasi berperan untuk menghidupkan ide-ide yang tim event rencanakan. Jadi, memang butuh komunikasi dan kerja sama yang baik antara tim event dan tim animasi biar gak miskom” Sebut Andrew saat menjadi pembicara ASIK 5.
Selain harus menjaga komunikasi, bagian biaya juga sering kali menjadi masalah. Saat ingin menyisipkan animasi dalam event hal yang harus dipastikan adalah keuntungan dan pengeluaran sejalan dengan tujuan yang ingin dituju. Pastikan bahwa biaya yang dikeluarkan dapat menggapai tujuan yang dari event tersebut.
“Benefit dan cost dari penggunaan animasi dalam event itu harus diperhatikan. Sesuai gak sih sama tujuan yang ingin kalian tuju? Misalnya nih kak, saya masu membuat pensi menggunakan animasi dari pixar itu kan gak worth it. Maksudnya walaupun pensi adalah hal penting tapi kan gak gitu juga. Kecuali, digunakan di event besar yang tujuannya menarik perhatian seluruh masyarakat Indonesia kayak pemilu itu baru worth it” Jelas Andrew yang pernah menjadi bagian dari tim produksi Candy Monster.
Pria yang telah terjun di dunia animasi selama 11 tahun ini pun berpendapat bahwa kolaborasi antara animasi dan event dipercaya dapat menarik masyarakat dan menghidupkan vibe offline dari suatu event.
“Semakin berkembangnya jaman, kita butuh kolaborasi dari berbagai ilmu. Contohnya seperti event ditambah animasi jadinya virtual event yang kerena atau animasi ditambah programing jadinya game. Perpaduan-perpaduan ilmu itu bisa kita jadikan sebagai peluang untuk kita ataupun orang lain. Maka dari itu, jangan takut belajar dan berhenti belajar karena mungkin dengan belajar berbagai ilmu kalian bisa membuat sesuatu yang mungkin belum ada.” Kata Andrew.