Dosen Animasi MNP Ajarkan Remaja Eksplorasi Konsep IP Animasi

Category
Release Date
May 20, 2025
Reading Time
4 minutes

Keselarasan alam menjadi isu strategis di masa kini. Pembangunan berkelanjutan merupakan kewajiban dan menjadi poin penting dalam menjaga keberlangsungan hajat orang banyak. Tak terkecuali Dosen Animasi. Industri Kreatif sepertinya kini menjadi  pilihan tepat  bagi banyak kalangan untuk terus berkarya, membangun usaha, dengan tetap mengedepankan pembangunan berkelanjutan. Utamanya adalah dengan menjaga potensi ekologis.

 

Pengembangan Intellectual Property (IP) dalam bentuk animasi sebagai salah satu bagian dari industri kreatif menjadi peluang strategis dalam menjangkau sasaran yang lebih luas, baik nasional maupun internasional. IP dalam bentuk animasi memiliki banyak manfaat, baik dari sisi budaya, pendidikan, sosial dan ekonomi. Dalam budaya lokal, IP mampu memperkenalkan nilai-nilai budaya  yang hampir terlupakan. Seperti legenda, adat istiadat, dan folklore dari daerah-daerah di Indonesia. Selain itu, animasi menjadi media edukatif masa sekarang yang efektif. Karena mampu menyampaikan pesan moral dan pengetahuan secara visual dan menyenangkan, terutama untuk anak-anak dan remaja.

 

 

Dosen Animasi 1

Dosen Animasi ikut Jaga Kearifan Lokal Pesisir 

 

Beranjak dari banyaknya manfaat IP animasi bagi kearifan lokal, salah satu wilayah yang kaya akan budaya namun belum banyak dieksplorasi adalah kawasan pesisir Pantai Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kawasan ini dikenal dengan pantai berpasir putih, konservasi penyu, dan komunitas nelayan yang hidup selaras dengan alam.

 

Wilayah ini juga menjadi bagian dari Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu yang dinobatkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) membuat Ujung Genteng memiliki berbagai keanekaragaman geologi, flora, dan fauna.  Sayangnya, meningkatnya aktivitas wisata dan kurangnya edukasi lingkungan menyebabkan kawasan ini menghadapi berbagai tantangan, seperti pencemaran dan degradasi ekosistem pesisir.

 

Program Studi Animation & Game Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) berkolaborasi dengan Pakidolan Eco Art and Cultural Laboratory (Pakideolan Lab) melalui kegiatan pengabdian masyarakat menjadikan keresahan ini menjadi peluang baru. Mereka mengeksplor berbagai kearifan lokal, keanekaragaman hayati untuk dijadikan bahan kajian untuk mengenalkan IP berbasis budaya lokal lalu diperkenalkan oleh anak-anak, remaja Ujung Genteng.

 

Kegiatan pengabdian dilakukan pada 17-18 Mei di Pantai Cibuaya, Ujung Genteng. Mengangkat konsep Jampang Creative Camp dengan sasaran remaja usia 17-25 tahun, tertarik dengan seni, budaya, lingkungan, atau sosial. Tterutama tinggal di wilayah Perjampangan, kawasan yang terletak di bagian selatan, Kabupaten Sukabumi. Perjampangan memiliki jalan luas dan lebar serta merupakan tempat pertemuan penting pada masa lalu. Jampang Creative Camp sebagai ruang belajar dan berkarya. Dirancang dalam bentuk pelatihan dan lokarya seni, budaya, serta bisnis kreatif yang berpijak pada kesadaran lingkungan.

 

 

 

Eksplorasi Konsep IP Animasi

 

Kegiatan pengabdian diawali dengan pembukaan oleh perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi. Lalu dilanjutkan berbagai lokakarya seperti edukasi sejarah lingkungan Jampang, Praktik Penciptaan Karya Seni, Praktik Penciptaan Bisnis Kreatif.  Kemudian pada malam hari giliran Dosen MNP Ely Rosita, M.Sn, dan Sella Putri, M.Hum mulai memaparkan materinya. Topik yang dipaparkan adalah “Eksplorasi Konsep IP Animasi berbasis Kearifan Lokal Pesisir”.

 

Kegiatan  dilanjutkan dengan pengenalan dasar-dasar animasi kepada para peserta. Peserta diperlihatkan pada konsep animasi sebagai media visual yang mampu menyampaikan pesan moral, budaya, dan lingkungan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dicerna. Dosen dan tim pengabdian menjelaskan bagaimana animasi bukan hanya hiburan, tetapi juga alat untuk menyuarakan isu-isu penting dalam kehidupan sehari-hari. Peserta dijelaskan terkait animasi yang bisa menjadi peluang dalam berkarya, mengeluarkan pendapat, dan memberikan  kebermanfaat bagi orang lain. Dalam konteks ini, animasi dijadikan sebagai media untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan pesisir.

 

Setelah mendapatkan pemahaman dasar tentang animasi, para peserta diajak untuk membuat karakter animasi yang terinspirasi dari kehidupan di sekitar mereka. Sebelumnya mereka dikenalkan dengan karakter animasi yang dimiliki oleh MNP seperti Mangu (karakter mangrove kecil pemberani), film animasi Koee (film animasi yang mengandung pesan tersirat menunjukan manfaat media sosial untuk membantu sesama), dan karakter-karakter hasil karya mahasiswa dan dosen animasi.

 

Selanjutnya, setiap peserta dibagikan alat tulis untuk mempraktikkan langsung dengan cara menggambar karakter animasi yang mereka kenal dan sukai. Pada tahapan kedua mereka menggambarkan animasi yang terinspirasi dari keragaman ekologi yang ada di sekitar Ujung Genteng. Setiap kelompok juga diminta untuk mempersentasikan hasil karyanya sebagai wujud ekspresi tujuan menggambar/memilih animasi yang dibuat dan moral yang terkandung dalam setiap karakter yang mereka sukai. Aktivitas ini tidak hanya melatih kreativitas dan keterampilan visual peserta, tetapi juga menanamkan nilai-nilai tanggung jawab terhadap alam melalui pendekatan yang kontekstual dan personal.

 

 

Dosen Animasi 2

 

Manfaat Workshop Pembuatan Karakter dan Cerita Lokal

 

Pengembangan IP animasi ini tidak hanya memberikan manfaat dalam hal pelestarian budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Melalui kolaborasi dengan seniman lokal, animator, penulis cerita, dan pelaku UMKM, proyek ini pada suatu saat dapat menjadi katalis bagi lahirnya ekosistem industri kreatif berbasis komunitas. Anak-anak muda lokal pun bisa diberdayakan sebagai kreator dan pelestari budaya melalui media digital.

 

Kegiatan pengabdian ini tidak hanya memberikan manfaat edukatif kepada peserta, tetapi juga membuka wawasan masyarakat sekitar tentang potensi ekonomi dan budaya dari IP animasi lokal. Meningatkan kecintaan mereka terhadap lingkungan sekitar sehingga kesadaran pentingnya menjaga lingkungan akan tumbuh. Anak-anak muda di wilayah pesisir diajak untuk menjadi agen perubahan melalui media yang mereka sukai, yaitu animasi. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi awal dari lahirnya generasi kreatif yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan budaya lokal, serta mampu memanfaatkan teknologi dan seni sebagai alat advokasi dan pemberdayaan komunitas.

 

Generasi diharapkan memilki kepekaan sosial dan rasa welas asih yang lebih tinggi terhadap sesama dan lingkungan. Pengabdian masyarakat melalui pengenalan dan pengembangan IP animasi berbasis lingkungan merupakab kolaborasi antara pendidikan tinggi dan masyarakat. Bukan hanya proses transfer ilmu pengetahuan namun juga meningkatkan kesadaran ekologis dan budaya. Ujung Genteng dengan kekayaan alamnya menjadi sumber inspirasi dalam menciptakan karya animasi lokal yang berdampak baik.